Dua Ide Lahir di Ajang Debat Capres Indonesia 2019 - 2024


Debat calon presiden bagi kalangan masyarakat berpendidikan menengah ke atas masih dianggap penting, karena menarik untuk mengetahui gagasan-gagasan yang mampu membawa perubahan Indonesia menjadi negara maju dan bermartabat. Meskipun perdebatan tersebut  masih belum memuaskan kaum intelektual, akan tetapi setidaknya ada 2 gagasan penting yang lahir dalam ajang debat. Pertama, gagasan dari kubu petahana yaitu "pentingnya mengelola sungai bersih". Kedua dari capres penantang yaitu" ketimpangan kepemilikan kekayaan negara". 

 Hasil gambar untuk kartun perusakan hutan aliran sungai
                                            Sumber: Mongabai

Kedua gagasan tersebut bisa dipertajam lagi oleh kedua capres dengan penjelasan program nyata yang dapat merealisasikan ide tersebut. Penajaman dapat diperkuat dengan data-data yang dimiliki oleh kedua pasangan calon. Disamping itu, perlu dikemas dengan bahasa yang mudah dipahami oleh pemirsa TV. Gagasan tersebut sebaiknya disampaikan bersama-sama dengan calon wakil presiden.

Sungai menjadi isu lingkungan yang sangat menarik, karena aliran air yang melintas di perdesaan maupun perkotaan tersebut menjadi tumpuan hidup masyarakat yang tinggal di sekitarnya. Industri, rumah tangga, dan pertanian menjadi kontributor limbah ke sungai, meskipun sudah diatur baku mutu air limbah yang akan dibuang ke badan air melalui Peraturan Menteri LHK Nomor 68/201, namun tingkat kesadaran masyarakat dan pelaku usaha yang memanfaatkan sungai masih belum beranjak. 

Oleh karenanya, isu mengelola sungai bersih menjadi penting apalagi mayoritas sungai di Indonesia sudah tercemar berat dan kumuh oleh sampah plastik. Limbah organik dari pupuk petani dan plastik berdampak buruk terhadap ekosistem perikanan di laut. Bagi paslon nomor 1 ini menjadi penting karena ekonomi bangsa ditujukan ke laut. Namun, perlu dijelaskan juga bagaimana upaya yang telah dilakukan dan model pengelolaan seperti apa yang akan dikembangkan ke depannya. Apakah dimungkinkan model pengelolaan berbasis masyarakat yang disuport oleh pemerintah pusat dan daerah. 

Gagasan dari paslon nomor 2 tidak kalah menarik, meskipun ide ini pernah dilontarkan pada tahun 2014 oleh capres yang sama namun ini penting bagi sebuah negara yang memiliki sumber daya alam yang melimpah. Sektor-sektor yang mengelola sumber daya alam seperti Kementerian Kelautan dan Perikanan, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Kemeterian Pertanian, dan Kementerian ESDM semestinya mulai berbenah diri dengan membuat program-program baru yang ditujukan untuk mengurangi kepemilikan asing terhadap perkebunan, perikanan, dan pertambangan.

Data BPS merilis bahwa tingkat ketimpangan Gini Ratio pada Maret 2018 adalah sebesar 0,389. Angka ini menurun tipis sebesar 0,004 poin jika dibandingkan dengan Gini Ratio Maret 2017 yang sebesar 0,393. Artinya kepemilikan kekayaan negara antar penduduk Indonesia masih sangat timpang. Angka ini menjadi kunci untuk menelusuri tingkat validitas devisa negara dan kebenaran kepemilikan aset perusahaan yang berbadan hukum Indonesia, tetapi mungkin faktanya dalam tanda kutif pemiliknya masih orang asing. Namun, ini menjadi pekerjaan yang berat berkaitan dengan isu nasionalisasi kepemilikan sumber daya alam. Paslon nomor 2 harus bisa menjelaskan gagasan ini dengan kalimat sederhana dan program apa yang akan dilakukannya untuk mewujudkan ide tersebut.

Selamat memilih.





Comments

Popular posts from this blog

Asumsi dan Limitasi

Cara Menilai atau Evaluasi Hasil Study Tour atau Studi Banding

TEORI BELAJAR SOSIAL (SOCIAL LEARNING THEORY)