Kitab Bulughul Maram
Kitab ini ditulis dan dibukukan oleh Al-Hafizh Ibnu Hajar Al-Asqalani, terdiri dari pelajaran hukum-hukum islam/fiqih dan adab. Kitab ini disusun dengan baik agar mudah dipelajari oleh kaum muslimin.
Ibnu Hajar al-'Asqalani adalah seorang ahli hadits dari mazhab Syafi'i yang terkemuka. Lahir pada 18 Februari 1372 dan wafat pada 2 Februari 1449 di Kairo Mesir (Wikipedia).
Sumber: Republika
Pembahasan di blog ini fokus pada masalah adab dan kesopanan.
Keutamaan menuntut ilmu syar'i sebagai berikut:
- Hidayah hanya milik Allah, dan jika kita diberikan kesempatan dan keinginan belajar ini merupakan pertanda baik dari kecintaan Allah.
- pahalanya sangat besar bahkan menandingi shalat sunah 1000 rakaat dan setara dengan ibadah haji yang mabrur.
- para malaikat mendoakan orang yang belajar ilmu syar'i dan Allah menyebut-nyebut namanya di depan para malaikat.
Hadits ke-1
" Dari Abu Hurairah Radliyallaahu ‘anhu bahwa Rasulullah Shallallaahu ‘alaihi wa Sallam bersabda: “Hak seorang muslim terhadap sesama muslim ada enam, yaitu bila engkau berjumpa dengannya ucapkanlah salam; bila ia memanggilmu penuhilah; bila dia meminta nasehat kepadamu nasehatilah; bila dia bersin dan mengucapkan alhamdulillah bacalah yarhamukallah (artinya = semoga Allah memberikan rahmat kepadamu); bila dia sakit jenguklah; dan bila dia meninggal dunia hantarkanlah (jenazahnya". Riwayat Muslim.
Penulis kitab ini mengawali adab dan kesopanan dengan menyampaikan hadits tersebut di atas. Islam adalah agama yang sempurna sehingga hak muslim yang satu dan lainnya terpenuhi. Islam sangat memperhatikan kerukunan umatnya yang dianalogikan dengan suatu bangunan atau suatu tubuh dimana satu komponen dengan komponen lainnya saling menguatkan dan apabila ada yang sakit maka akan dirasakan oleh anggota tubuhnya yang lain.
Hadits ke-2
" Dari Abu Hurairah Radliyallaahu ‘anhu bahwa Rasulullah Shallallaahu ‘alaihi wa Sallam bersabda: “Lihatlah orang yang berada di bawahmu dan jangan melihat orang yang berada di atasmu karena hal itu lebih patut agar engkau sekalian tidak menganggap rendah nikmat Allah yang telah diberikan kepadamu.” Muttafaq Alaihi.
Beberapa faedah dari hadist ke-2 tersebut adalah:
1. seorang muslim tidak akan pernah meremehkan nikmat dari Allah.
2. senantiasa bersyukur kepada Allah atas nikmat-nikmat yang telah diberikan kepadanya.
"Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu,
dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedih"
(QS. Ibrahim: 7).
3. mengetahui nikmat-nikmat yang ada pada diri masing-masing terutama nikmat kesehatan.
4. merasakan ketenangan dan kelapangan jiwa.
5. ridho terhadap pemberian dari Allah baik sedikit maupun banyak bersifat qonaah.
6. merasakan kebahagiaan.
7. tidak bergantung kepada manusia karena yang memberikan rezeki adalah Allah.
8. kenikmatan dan kesengsaraan di dunia hanyalah sementara.
Kelak di akhirat Allah akan mendatangkan ahli neraka yang paling menikmati kesenangan di dunianya, kemudian dicelupkan satu kali ke dalam neraka, dan ditanya "apakah engkau pernah merasakan kenikmatan dunia? "kemudian dia terlupa dengan nikmat dunia padahal baru satu kali celupan."
Kemudian didatangkan orang yang paling menderita di dunianya, kemudian di masukkan ke dalam surga, dan ditanya "apakah engkau pernah merasakan kesengsaraan di dunia. " Dia menjawab, " Demi Allah saya tidak pernah merasakan kesengsaraan di dunia."
Kemudian Allah bertanya," berapa tahun engkau hidup di dunia." kami hanya hidup sehari bahkan kurang dari sehari." --HR Muslim--
Hadits ini juga menyadarkan manusia agar selalu terjaga dari kekhawatiran akan kefakiran dan kemiskinan di dunia dan menjerumuskan manusia agar melanggar syariat Islam.
Para ulama menasehati bahwa banyak orang yang mengejar akhirat tetapi dunia mengikutinya, sedangkan banyak orang yang mengejar dunia tetapi akhirat tidak diperolehnya.
Janji Allah" “Barangsiapa yang mengerjakan amal saleh, baik laki-laki maupun
perempuan dalam keadaan beriman, maka sesungguhnya akan Kami berikan
kepadanya kehidupan yang baik dan sesungguhnya akan Kami beri balasan
kepada mereka dengan pahala yang lebih baik dari apa yang telah mereka
kerjakan.” (QS an-Nahl: 97)
Comments
Post a Comment