Bisnis Gurita Semakin Menggurita

Gurita menjadi menu terfaporit di seluruh resto kelas dunia termasuk di Indonesia. Tidak diragukan lagi jumlah konsumen kelas menengah semakin bertambah seiring meningkatnya penduduk yang berpendapatan tinggi. Disadari atau tidak kelas menengah biasanya memiliki tingkat pendidikan yang tinggi dan mengerti pentingnya gizi dan keberlanjutan stok sumber daya ikan. 

Secara global, Indonesia sebagai pemasok perikanan gurita dengan peringkat ke-7. Tahun 2022 tercatat ekspor gurita kita sebesar 20.162 ton yang dominan ditujukan ke negara-negara Eropa, AS, Jepang, Korea, dan China dengan nilai devisa sekitar $ 129.920.881,30 (Comtrade, 2021).

Komoditas gurita tertangkap sebagai tangkapan sampingan dengan jaring insang (gillnet) tapi saat ini juga telah menjadi target utama oleh nelayan-nelayan dengan menggunakan perahu berukuran sampai dengan 5 GT. Umumnya nelayan gurita menggunakan pancing ulur dan tombak. Umpan buatan yang dimodifikasi digunakan sebagai atraktor untuk menarik perhatian gurita. Daerah sebagai produsen utama gurita diantaranya Sumatera Utara, Jawa Timur, Sulawesi Tenggara, Sulawesi Tengah, Kepulauan Riau, Maluku, dan Nusa Tenggara Timur (Pusdatin KKP 2020).

Sebagai negara produsen utama gurita, Indonesia harus mampu menjaga keberlanjutan stok dan mengurangi dampak lingkungan. Oleh karenanya, tata kelola perikanan spesifik pada jenis komoditas tertentu dan area tertentu menjadi tantangan ke depan. Negara-negara produsen lainnya sudah mulai menempuh proses fisheries improvement project (FIP) seperti Meksiko, Chile, Madagaskar, India, China, dan Jepang (https://fisheryprogress.org/). Indonesia telah sedang mempersiapkan proses FIP gurita (Octopus cyanea) menuju label biru MSC (Marine Stewardship Council), di Perairan Sulawesi (Gorontalo, Sulawesi Utara, Sulawesi Tengah, Sulawesi Selatan, dan Sulawesi Tenggara).

            Sumber: Yayasan Pesisir Lestari 

Perwakilan dari BRIN pada acara peluncuran FIP Gurita Perairan Sulawesi tanggal 16 Februari 2023 di Bogor, menjelaskan bahwa Gurita termasuk famili Octopodidae  dan Genus: Octopus artinya octo (delapan) + podos (kaki). Hewan ini termasuk cerdas karena memiliki otak dan sistem saraf yang berkembang dengan baik. Pertumbuhan cepat dan berumur pendek (tropis 1-2 tahun).Namun, sebagian besar bersifat Semelparous artinya hanya memijah sekali pada akhir hayatnya. Di Indonesia terdapat 4 jenis genus Octopus (O. cyanea, O. pyrum, O. laqueus, O.vitiensis). Kondisi status stok Gurita tahun 2021 terpantau mengalami fluktuasi dan cenderung menurun jika dilihat dari nilai hasil tangkapan rata-rata per trip (CPUE) untuk alat penangkapan panah, pancing, dan tombak pada musim puncak bulan Maret, April, Nopember, dan Desember serta bulan lainnya.

Pada kesempatan yang sama Direktur Pengelolaan Sumber Daya Ikan mengharapkan dalam 5 tahun ke depan segera dapat mencapai nilai indikator di atas 80 agar full assessment dan label biru MSC segera dapat diperoleh sehingga perikanan Gurita lebih berkelanjutan dan kompetitif. Staretegi pengelolaan perikanan moluska di Indonesia saat ini lebih baik dengan perizinan berusaha berbasis KBLI 03113, pengendalian teknis dan jalur penangkapan ikan, dan implementasi rencana pengelolaan perikanan. Selain itu, mengucapkan terimakasih atas partisipasi seluruh elemen masyarakat yang berkolaborasi dalam proses FIP Gurita di Perairan Sulawesi.

Comments

Popular posts from this blog

Asumsi dan Limitasi

Cara Menilai atau Evaluasi Hasil Study Tour atau Studi Banding

TEORI BELAJAR SOSIAL (SOCIAL LEARNING THEORY)